Selamat Ulang Tahun ke 344 untuk Cianjur!
Di hari ini, tanggal 12 Juli 2021, Cianjur ternyata berulang tahun yang ke-344 lho! Sebagai kota yang telah berumur hampir 3 setengah abad, tentu Cianjur menyimpan banyak cerita di sejarah dan asal-usulnya. Yuk kita simak sejenak sejarah Kota Cianjur!
Sejarah singkat Cianjur
Sejarah Cianjur sangat sedikit diketahui, akan tetapi menurut cerita cerita yang diturunkan di masyarakat Cianjur dari orang tua, ke anak dan seterusnya, daerah Cianjur dahulunya adalah termasuk ke dalam wilayah Kerajaan Pajajaran. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kepercayaan masyarakat Cianjur yang sama dengan masyarakat pada jaman Kerajaan Pajajaran yang sedikit banyak cukup terpengaruh oleh kebudayaan Hindu.
Cianjur pertama kali didirikan oleh Raden Aria Wiratma yang merupakan putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang pada tanggal 12 Juli 1677. Pada pertengahan abad ke-17 terjadi perpindahan rakyat dari Talaga ke Sagara Herang yang dipimpin oleh Aria wangsa Goparana. Dia adalah keturunan Kerajaan Talaga, yang
terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk Hindu. Dia mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Bersama dengan Pangeran Girilaya, dia mendirikan pesantren.
Kota Cianjur menjadi Kota Keresidenan Priangan pada masa Raden Kusumah Diningrat dengan wilayah meliputi Pelabuhan Ratu sebelah barat, Sungai Citanduy dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban Perahu sebelah timur, dan Samudra Indonesia sebelah selatan. Kemudian pada masa Bupati R.A.A Prawiradiredja wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi Cikole sebelah barat, Sukabumi sekarang, Bandung dan Tasikmalaya dengan Ibukota Keresidenan dipindahkan ke Bandung. Perkebunan karet dan teh merupakan akibat dari sistem tanam paksa (cultur stelsel).
Perkebunan tersebut merupakan tempat hiburan akhir pekan bagi asisten residen dan orang-orang belanda yang tinggal di Cianjur dan cenderung membuat rumah di daerah Cipanas-Puncak.
Sebagaimana daerah beriklim tropis, maka di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami.
Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer). Kini, pengaruh Islam sangat kuat di Cianjur hingga salah satu julukan ternama bagi Cianjur adalah kota santri.
Selamat ulang tahun ke 344 untuk Cianjur! Dan ingat, untuk urusan menginap di Cianjur, tidak ada Hotel yang lebih istimewa daripada Gino Feruci Cianjur ya! 🙂